Aparat keamanan terus melakukan perburuan terhadap para anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang melakukan teror dengan membakar sekolah di Pegunungan Bintang Papua.
Insiden terjadi pada tanggal 13 Juli 2024 lalu, pembakaran bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Okab, Papua Pegunungan. Teror ini dilakukan oleh sejumlah anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM), yang merupakan kelompok separatis di wilayah Papua. Tindakan ini sangat merugikan masyarakat setempat, terutama para generasi bangsa yang masih menempuh pendidikan. Dari kejadian tersebut Aparat Keamanan langsung bertindak cepat untuk memburu pelaku anggota OPM pelaku dari pembakaran sekolah.
Melihat kejadian insiden tersebut, Anggota Komisi I DPR RI, Mayjen TNI (Purn) Sturman Panjaitan meminta aparat keamanan memburu pelaku pembakaran dan meningkatkan patrol pengamanan di fasilitas-fasilitas umum di Papua. Pihaknya menyesalkan aksi pembakaran bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) dan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Okbab di Kampung Borbon, Distrik Okbab, Pegunungan Bintang, Papua oleh kelompok OPM.
Selanjutnya, Kapendam XVII.Cendrawasih, Letkol Inf Candra Kurniawan mengatakan pihaknya sangat mengecam keras aksi pembakaran yang merusak fasilitas pendidikan yang dapat menghancurkan masa depan anak-anak di wilayah bumi Cendrawasih. Selain itu, aparat keamanan berkomitmen untuk mengejar gerombolan OPM yang melakukan aksi kriminal tersebut dan akan menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Papua.
Pemerintah Indonesia dengan tegas mengutuk tindakan pembakaran sekolah ini dan telah mengambil langkah-langkah untuk menangkap dan mengadili pelaku. Aparat keamanan telah bergerak cepat untuk mengidentifikasi dan memburu anggota OPM yang terlibat dalam insiden ini. Tindakan ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Papua. Selanjutnya, Anggota Komisi I DPR RI, Mayjen TNI (Purn) Sturman Panjaitan meminta aparat keamanan
Pegunungan Bintang merupakan salah satu daerah di Papua yang memiliki tantangan tersendiri dalam menjaga keamanan. Namun, aparat keamanan telah menunjukkan dedikasi dan profesionalisme yang tinggi dalam menangani insiden ini. Mereka bekerja sama dengan pihak kepolisian dan TNI untuk melakukan penyelidikan dan operasi penangkapan terhadap pelaku.
Sementara itu, Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Pol Faizal Ramadhani mengatakan pelaku pembakaran Gedung sekolah di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan berjumlah lima orang. Kelimanya dipastikan anggota kelompok OPM Kodap XXXV Bintang Timur. Lima pelaku itu tersebut masing-masing Bernama Momokon, Jender Siktaop alias Usoki, Aquino Kaladana, Yuni Mimin, dan Enos Kakyarmabin. Selain itu, pihaknya sangat menyayangkan adanya kejadian tersebut, di mana OPM membakar fasilitas pendidikan yang menjadi tempat masyarakat menimba ilmu dan tindakan tersebut hanya merugikan anak-anak dan para guru sehingga merusak masa depan generasi muda penerus bangsa.
Menurutnya, insiden tersebut mencerminkan kejahatan sangat luar biasa yang harus ditindak secara tegas. Aparat keamanan tidak akan tinggal diam, penegakan hukum secara tegas akan terus dilakukan untuk menjamin keamanan dan ketertiban di wilayah tanah Papua.
Apresiasi harus diberikan kepada aparat keamanan yang telah bekerja keras untuk melindungi masyarakat dan menangkap pelaku. Tugas mereka tidaklah mudah, terutama dalam situasi yang sulit dan medan yang sulit di Pegunungan Bintang. Namun, mereka tetap berkomitmen dalam menjalankan tugas mereka dengan baik.
Selain itu, aparat keamanan juga telah memberikan rasa aman dan perlindungan bagi masyarakat setempat. Insiden pembakaran sekolah ini telah menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama para orang tua yang khawatir akan keselamatan anak-anak mereka. Keberadaan aparat keamanan yang aktif dan tanggap memberikan kepercayaan kepada masyarakat bahwa mereka dilindungi dan diawasi dengan baik.
Selain melakukan tindakan penangkapan, aparat keamanan juga telah melakukan upaya pencegahan agar insiden serupa tidak terulang di masa depan. Mereka bekerja sama dengan pihak sekolah dan masyarakat setempat untuk meningkatkan keamanan dan kesadaran akan pentingnya pendidikan. Program-program sosial dan pendidikan juga telah diluncurkan untuk mendukung pemulihan dan pemulihan sekolah yang terkena dampak.
Tindakan aparat keamanan ini juga harus menjadi contoh bagi masyarakat Papua dan kelompok separatis lainnya. Kekerasan dan tindakan merusak seperti pembakaran sekolah tidak akan membawa kemajuan dan kebaikan bagi masyarakat. Sebaliknya, tindakan ini hanya akan merugikan masyarakat dan merusak masa depan generasi muda Papua.
Pemerintah Indonesia juga telah berkomitmen untuk mengatasi masalah di Papua melalui pendekatan yang komprehensif. Selain tindakan penegakan hukum, pemerintah juga berfokus pada pembangunan ekonomi, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat Papua. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Papua dan memberikan kesempatan yang adil bagi semua orang.
Dalam menghadapi tantangan di Papua, apresiasi harus diberikan kepada aparat keamanan yang telah bekerja keras dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Aparat keamanan adalah pahlawan yang melindungi masyarakat dari ancaman dan kekerasan. Diharapkan tindakan aparat keamanan dapat menginspirasi dan memotivasi masyarakat Papua untuk bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik, damai, dan Sejahtera sehingga mewujudkan keberlanjutan pembangunan Indonesia emas 2045.
* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta