Pasukan Elite Aparat Keamanan Terus Berupaya Berantas Habis OPM

Para pasukan elite dari seluruh jajaran aparat keamanan terus berupaya untuk memberantas habis keberadaan Organisasi Papua Merdeka (OPM) sehingga mereka tidak lagi bisa meresahkan masyarakat sipil Bumi Cenderawasih.

 

Pasalnya, selama ini OPM tersebut tidak henti-hentinya melakukan sebuah tindak kejam dan keji serta biadab, yang mana dengan hal itu menjadikan kondusivitas di Tanah Papua terus terancam dan warga pun menjadi ketakutan akan teror mereka.

 

Oleh karenanya, para pasukan elite dari seluruh jajaran aparat keamanan terus berupaya untuk memberantas habis dan menumpas mereka supaya kondusivitas keamanan dan ketertiban di masyarakat (kamtibmas) Papua dapat terwujud dengan baik tanpa adanya kendala dari OPM, kemudian pembangunan yang Pemerintah gencarkanpun menjadi lebih lancar tidak terkendala apapun.

 

Seluruh prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Satuan Tugas (Satgas) Mobile Batalyon Infanteri (Yonif) Para Raider 432/Waspada Setia Jaya memiliki strategi khusus untuk membuat OPM kewalahan dalam menembus wilayah Distrik Mbua.

 

Selama bertugas di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, para pasukan elite lintas udara milik Divisi Infanteri (Divif) 3 Kostrad, TNI Angkatan Darat (AD), secara rutin dan berkala melaksanakan sweeping khusus.

 

Tanpa pandang bulu, semua kendaraan yang melintas lharus berhenti untuk melewati proses pemeriksaan yang ketat, mulai dari pengemudi, penumpang hingga apapun barang yang mereka bawa. Tidak Cuma itu, namun masyarakat yang melalui jalur tersebut juga sama sekali tidak luput dari pemeriksaan.

 

Komandan Pos TNI Mbua, Letnan Satu Infanteri (Lettu Inf) Fahrizal bahwa pelaksanaan sweeping bertujuan untuk semakin mempersempit ruang gerak Organisasi Papua Merdeka, utamanya untuk memutus seluruh suplai logistik dan persenjataan mereka.

 

Dengan demikian, maka tidak akan ada ruang gerak bagi OPM, kemudian tidak juga ada tempat bernapas lagi bagi gerombolan pengacau keamanan dan pembunuh orang tidak berdosa itu, mereka sudah tidak lagi memiliki harapan bisa menembus pertahanan di sana.

 

Berkat seluruh kegigihan dan kerja keras, serta strategi khusus yang pasukan baret hijau kebanggaan Divif 3 Kostrad itu lakukan, maka menjadikan seluruh masyarakat di Distrik Mbua memberikan apresiasi tinggi mereka.

 

Sebab selama ini Mbua sendiri merupakan salah satu wilayah yang kerap kali mendapatkan gangguan keamanan dari OPM, bahkan kini masyarakat setempat juga sama sekali tidak sungkan untuk turun bersama dengan prajurit TNI dalam melakukan sweeping.

 

Tokoh agama Mbua, Pendeta Ridolof menjelaskan bahwa keikutsertaan masyarakat untuk menggelar sweeping bersama dengan aparat keamanan bertujuan agar tidak ada lagi ruang untuk manusia-manusia yang tidak punya Tuhan seperti gerombolan teroris musuh negara itu, yang mana mereka sama sekali tidak menghargai kehidupan dengan terus membahayakan nyawa orang tidak berdosa.

 

Sementara itu, baru-baru ini, bahkan gembong Organisasi Papua Merdeka pimpinan Egianus Kogoya juga harus membayar mahal aksi nekat dari anak buahnya terhadap pasukan elite Kostrad TNI AD dengan darah dan nyawa.

 

Seorang anak buah Egianus Kogoya, harus bersimbah darah tewas menjadi mayat saat berupaya melakukan penyerangan kepada Pos TNI Yigi, yang mana saat ini menjadi tempat para prajurit TNI dari Satgas Mobile, Yonif Para Raider 432/Waspada Setia Jaya, Divif 3 Kostrad.

 

Terdapat sejumlah OPM anak buah Egianus yang mengendap berusaha masuk ke Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan. Mereka masuk ke sana dengan membawa senjata api (senpi) dan ternyata juga merangsak masuk ke Yigi untuk melakukan penyerangan ke Pos TNI.

 

Namun rupanya semua pergerakan dari gerombolan separatis pembunuh itu telah pasukan elite lintas udara Kostrad ketahui sebelumnya, sehingga aparat pun langsung merespons pergerakan OPM dengan tindakan pengamanan wilayah.

 

Sebelum gerombolan Egianus Kogoya sampai menembaki Pos TNI, justru mereka sudah tergempur terlebih dahulu hingga kontak tembak pun pecah. Dampak kontak tembak menjadi sangat fatal bagi OPM, karena salah satu anggota mereka bernama Engabub harus menjadi mayat terkapar bersimbah darah terkena peluru yang prajurit tembakkan. Bukan hanya itu, namun 2 orang rekan teroris itu juga terluka parah.

 

Menurut Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III, Kolonel Infanteri Winaryo bahwa tindakan aparat keamanan itu bukan cuma berhasil melumpuhkan OPM saja tetapi juga membuat gerombolan serupa kabur ketakutan dari Yigi.

 

Selama ini, Yoigi sendiri terasuk ke dalam salah satu distrik yang menakutkan, karena kerap kali mendapatkan gangguan keamanan dari OPM. Oleh karenanya, masyarakat kini sangat bahagia tatkala TNI memutuskan untuk menempatkan pasukan di sana.

 

Berkat seluruh upaya pasukan elite aparat keamanan yang terus berupaya untuk memberantas habis keberadaan OPM dari Bumi Cenderawasih, maka perlahan situasi di berbagai daerah yang sebelumnya sangat rawan serangan pun menjadi kondusif dan seluruh masyarakat setempat memberikan apresiasi tinggi mereka.

 

)* Penulis adalah Mahasiswa Papua Tinggal di Yogyakarta