Oleh: Petrus Bame )*
Papua telah menjadi fokus perhatian dalam konteks diplomasi internasional. Sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Papua sering kali menjadi subjek perdebatan dan analisis tentang statusnya dalam komunitas internasional. Namun yang pasti, berbagai forum dan organisasi internasional telah secara konsisten mengakui Papua sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari NKRI.
Pertama-tama, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sebagai lembaga internasional yang memiliki peran penting dalam pemeliharaan perdamaian dan keamanan dunia, telah mengeluarkan berbagai resolusi yang menegaskan kedaulatan Indonesia atas Papua. Resolusi ini, didukung oleh sebagian besar negara anggota PBB, memperkuat posisi Papua sebagai bagian integral dari NKRI.
Selain itu, negara-negara anggota PBB secara individu juga telah menyatakan dukungan mereka terhadap kedaulatan Indonesia atas Papua. Dalam berbagai forum internasional, seperti Sidang Umum PBB dan pertemuan bilateral, pemimpin negara-negara lain telah menegaskan bahwa Papua adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Indonesia.
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), sebagai organisasi internasional yang mewakili negara-negara dengan mayoritas Muslim, juga telah mengakui Papua sebagai bagian dari NKRI. OKI sering memperhatikan isu-isu terkait Papua, dan mayoritas anggotanya tetap mengakui kedaulatan Indonesia.
Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) juga menjadi platform di mana Papua diakui sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari NKRI. Dalam pertemuan APEC, anggota negara-negara Asia Pasifik telah menegaskan dukungan mereka terhadap integritas wilayah Indonesia, termasuk Papua.
Dalam konteks domestik, tokoh-tokoh pemerintah Indonesia, seperti Presiden dan Menteri Luar Negeri, secara konsisten menegaskan bahwa Papua adalah bagian integral dari NKRI. Pernyataan resmi dari pemerintah Indonesia juga menunjukkan komitmen untuk memperkuat kedaulatan dan integrasi Papua dalam kerangka negara kesatuan.
Tidak hanya dari pemerintah, tetapi tokoh-tokoh masyarakat Papua juga telah mendukung keberadaan Papua sebagai bagian NKRI. Banyak tokoh masyarakat yang menegaskan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam kerangka NKRI.
Selain itu, pemimpin agama baik dari dalam maupun luar Papua juga menekankan pentingnya persatuan dan integrasi Papua dalam kerangka NKRI. Melalui serangkaian pengajaran dan dakwah, tokoh agama berperan dalam memperkuat identitas nasional Papua sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Indonesia.
Di tingkat internasional, beberapa tokoh internasional juga telah secara terbuka menyatakan dukungan mereka terhadap kedaulatan Indonesia atas Papua. Dari pemimpin negara hingga tokoh-tokoh sipil dan aktivis kemanusiaan, ada suara-suara yang menegaskan bahwa Papua adalah bagian yang sah dari NKRI.
Mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama menyatakan dukungannya terhadap integritas wilayah Indonesia, termasuk Papua, dalam kunjungannya ke Indonesia pada 2017. Dalam konteks ini, “integritas wilayah” menggambarkan keutuhan atau kesatuan teritorial Indonesia, yang mencakup semua wilayah yang diakui sebagai bagian dari negara Indonesia, termasuk Papua.
Konsensus internasional tentang status Papua sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari NKRI merupakan langkah penting dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut. Dengan pengakuan luas dari berbagai komunitas dan tokoh internasional, Papua dapat terus berkembang dan berpartisipasi dalam pembangunan nasional Indonesia.
Asisten Teritorial Kodam XVII Cenderawasih, Kolonel Inf Yarnedi Mulyadi mengatakan saat ini terdapat sebuah inisiatif atau visi sederhana yaitu “Gereja untuk Papua” yang telah berkembang menjadi sebuah gerakan yang menginspirasi banyak orang, dengan telah dibangunnya 40 gereja yang tersebar di berbagai wilayah seperti Jayapura, Sentani, Kerom, Merauke, Nduga, dan Sorong. Inisiatif ini bukan hanya tentang membangun struktur fisik, melainkan juga tentang membangun jembatan antar komunitas, memperkuat nilai-nilai kebersamaan, dan mendorong perdamaian di Papua.
Kunci sukses dari pembangunan gereja-gereja ini terletak pada kolaborasi yang erat antara berbagai pihak. Tokoh masyarakat, tokoh adat, pemuka agama, pemerintah daerah, TNI, sektor swasta, dan individu yang peduli dengan Papua, semuanya bergandengan tangan dalam semangat gotong royong. Kolaborasi ini mencerminkan sebuah harapan bahwa melalui kerja sama, berbagai tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Papua dapat diatasi bersama.
Meskipun tantangan dan perdebatan mungkin terus ada, legitimasi Papua dalam komunitas internasional sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari NKRI memberikan dasar yang kuat untuk memperjuangkan kepentingan dan kesejahteraan masyarakat Papua. Dengan dukungan dari berbagai pihak, Papua dapat terus berkontribusi pada kemajuan dan keberlanjutan NKRI secara keseluruhan.
Pengakuan dunia terhadap Papua sebagai bagian yang tak terpisahkan dari NKRI menjadi landasan yang kuat bagi Indonesia untuk terus memajukan Papua dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, di tengah masih adanya perdebatan dan tantangan yang perlu dihadapi. Melalui pembangunan dan dialog yang inklusif, Indonesia dapat mengokohkan kedaulatan dan integritas wilayahnya serta mengatasi konflik dan ketegangan yang mungkin muncul.
Dukungan terhadap Papua Bersatu juga menegaskan komitmen dunia internasional terhadap prinsip-prinsip demokrasi, kedaulatan negara, dan penyelesaian konflik secara damai. Melalui kolaborasi antarnegara dan kerja sama regional, upaya untuk memperkuat pembangunan, perlindungan hak asasi manusia, dan penghormatan terhadap keragaman budaya di Papua dapat menjadi landasan yang kokoh untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi seluruh masyarakat Papua serta memperkuat persatuan Indonesia dalam kerangka keberagaman dan inklusi.
)* Penulis adalah mahasiswa asal Papua tinggal di Jakarta