Keberhasilan Menekan Laju Inflasi dan Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi Prestasi Kerja Jokowi Dua Periode

Oleh: Khairunisa Rahma)* Keberhasilan dalam upaya menekan laju inflasi dan mewujudkan pemulihan ekonomi khususnya pasca pandemi Covid-19 merupakan prestasi kerja yang sangat gemilang dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama dua periode kepemimpinannya. Terbukti bahwa angka inflasi di Indonesia tidak sampai terjadi kontraksi yang tinggi dan mampu untuk terus tertekan serta bagaimana cepatnya pemulihan ekonomi pasca adanya pandemi Covid-19, bahkan menjadikan Tanah Air merupakan salah satu dari sedikit negara di dunia yang mampu terus tumbuh di tengah guncangan. Kedua hal tersebut, yakni tertekannya angka inflasi secara stabil serta bagaimana cepatnya pemulihan ekonomi meski sudah terguncang dengan pandemi Covid-19 yang bahkan menjadikan banyak negara maju dunia lainnya terhambat, jelas merupakan prestasi kerja yang sangat cemerlang dari Presiden Jokowi semasa kepemimpinannya dua periode atau 10 tahun ini. Kepala Negara mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia berhasil terus meningkatkan daya saingnya di mata dunia, yang mana sebelumnya berada di peringkat 47 global, namun kini mengalami kenaikan drastis hingga pada urutan ke-27 dunia. Bukan hanya itu, namun di dalam kepemimpinan pemerintahan era Presiden Joko Widodo, bangsa ini menjadi negara yang sangat tangguh, yang mana hal tersebut terbukti dari bagaimana daya tahannya untuk menghadapi pandemi Covid-19, kemudian menghadapi adanya perubahan iklim hingga terjadinya geopolitik dunia yang semakin memanas. Dari sedikit negara lain dunia, Indonesia merupakan bangsa yang mampu pulih dengan lebih cepat dan bahkan terus mencetak pertumbuhan ekonomi. Sebagai informasi, perekonomian nasional terus terjaga pada kisaran angka 5 persen. Padahal, tidak sedikit dari negara maju lain di dunia yang tidak berhasil tumbuh dan bahkan harus mengalami pelambatan laju ekonomi karena pandemi, perubahan iklim hingga memanasnya geopolitik global. Tidak tanggung-tanggung, berkat pemerataan pembangunan infrastruktur yang pemerintah jalankan mulai dari wilayah terpinggir dan terluar, yakni dengan mengganti paradigma pembangunan menjadi Indonesiasentris dan tidak Jawasentris, maka wilayah Indonesia bagian Timur seperti di Papua dan Maluku mengalami pertumbuhan ekonomi sangat signifikan. Di Papua, mereka mengalami pertumbuhan ekonomi hingga di atas angka 6 persen, kemudian untuk Maluku Utara berhasil tumbuh hingga di atas 20 persen. Selanjutnya, untuk angka inflasi nasional terus terkendali pada kisaran 2-3 persen saja, di saat banyak negara lain di dunia mengalami kenaikan inflasi luar biasa bahkan ada yang mencapai hingga 200 persen. Raihan gemilang Presiden Jokowi juga berkaitan dengan kemampuan pemerintah untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem yang sebelumnya 6,1 persen kini hanya menjadi 0,8 persen. Kemudian untuk angka pengangguran juga tertekan dari yang sebelumnya 5,7 persen kini menjadi hanya 4,8 persen. Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan bahwa inflasi di Tanah Air selama dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini masih relatif pada angka yang terkendali, bahkan termasuk menjadi yang terendah di dunia. Hal tersebut terbukti oleh laju inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) yang konsisten pada angka 2,84 persen pada Mei 2024, atau sesuai dengan target 2,5 plus minus 1 persen. Bahkan, diperkirakan bahwa angka inflasi yang terus terkendali pada tingkat rendah itu akan terus berlangsung hingga sisa tahun 2024 menuju ke 2025 ke depan. Lantaran kondisi global saat ini memang masih terus bergejolak dan belum stabil, maka BI bersama dengan pemerintah terus memperkuat sinergi untuk menerapkan kebijakan moneter yang konsisten demi menjaga stabilitas perekonomian Indonesia dengan mengendalikan laju inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, sebagaimana kinerja cemerlang Presiden Jokowi di 2 periode kepemimpinannya. Pada awal menjelang tahun 2024 lalu, masyarakat sempat khawatir akan adanya isu mengenai ancaman resesi ekonomi yang menimpa Indonesia. Namun ternyata, hal tersebut sama sekali tidak terbukti. Menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati bahwa kinerja APBN memang sangat luar biasa lantaran berhasil menyehatkan dirinya dan menjadikan perekonomian nasional ikut menjadi sehat. Walaupun tetap ada risiko global yang sempat beralih dari sebelumnya ancaman pandemi Covid-19 kemudian menjadi pada tekanan ekonomi dunia, hingga tantangan lainnya serba ketidakpastian sampai kondisi geopolitik dunia yang sedang tidak baik. Seluruh ancaman itu menjadikan pemerintah bahkan sejak dini berupaya melakukan berbagai macam langkah antisipasi. Ketika sumber tekanan berasal dari luar, maka pemerintah terus menjaga perekonomian domestik dengan sangat baik, antara lain menggunakan instrumen APBN. Akselerasi belanja negara terjadi sebagai wujud untuk mendukung penuh APBN dalam memberikan peningkatan pada kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat, termasuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan konektivitas dan melakukan stabilisasi harga. Tertekannya laju inflasi dan juga terwujudnya pemulihan ekonomi pasca adanya pandemi Covid-19 merupakan dua keberhasilan nyata dari bagaimana kinerja luar biasa Presiden Jokowi selama dua periode kepemimpinannya menjadi Kepala Negara. *Analis Lembaga Keuangan