Pemerintah Tegaskan MBG Sebagai Investasi Jangka Panjang Bangsa

Oleh: Amelia Rani )*

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini semakin mendapat perhatian luas sebagai salah satu program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Kehadiran program ini tidak sekadar memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, tetapi juga menjadi instrumen strategis dalam menyiapkan fondasi generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045. Pemerintah menegaskan bahwa MBG bukanlah beban anggaran, melainkan investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa.

Dalam sosialisasi MBG di Banjarbaru, Anggota Komisi IX DPR RI, Mariana, menyampaikan bahwa pemenuhan gizi sejak dini merupakan landasan penting untuk mencetak generasi unggul. Ia menekankan bahwa MBG bukan hanya menghadirkan makanan bergizi gratis, tetapi juga memberi pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya pola makan sehat, seimbang, dan berkelanjutan. Dengan demikian, program ini bekerja di dua sisi sekaligus, yaitu menyediakan kebutuhan langsung dan menanamkan kesadaran jangka panjang.

Komitmen yang sama juga ditegaskan Anggota Komisi IX DPR RI, Sihar Sitorus. Menurutnya, MBG adalah bukti nyata perhatian pemerintah dalam memastikan akses gizi merata di seluruh lapisan masyarakat, khususnya bagi anak usia sekolah, ibu hamil, dan lansia. Ia menekankan bahwa anak-anak sehat hari ini adalah pemimpin bangsa di masa depan, sehingga pemenuhan gizi harus ditempatkan sebagai prioritas utama. Sihar juga menjelaskan bahwa program MBG disusun dengan standar Angka Kecukupan Gizi sehingga setiap penerima memperoleh nutrisi sesuai kebutuhan tubuh mereka.

Lebih jauh, Sihar menyoroti bahwa manfaat MBG tidak berhenti pada aspek kesehatan semata. Dengan keberadaan Sentra Penyedia Program Gizi (SPPG), program ini juga berperan dalam menggerakkan perekonomian daerah. Setiap sentra mampu melayani ribuan penerima manfaat sekaligus, serta menyerap puluhan tenaga kerja lokal.

Artinya, selain memperkuat ketahanan gizi, MBG juga membuka peluang ekonomi baru yang langsung dirasakan masyarakat. Data dari Tapanuli Tengah menunjukkan adanya sembilan titik SPPG yang aktif beroperasi, menjadi bagian dari total 239 SPPG di Sumatera Utara. Kehadiran fasilitas ini diharapkan mampu menekan angka kekurangan gizi sekaligus memperkokoh daya tahan sosial-ekonomi masyarakat.

Dari sisi kebijakan makro, pakar ekonomi Fakhrul Fulvian menilai program MBG sepatutnya dipahami sebagai investasi jangka panjang yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan. Menurutnya, makanan bergizi gratis bukanlah beban negara, melainkan uang muka bagi lahirnya generasi produktif di masa depan.

Fakhrul menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi sejati dimulai dari hal-hal mendasar, seperti meja makan keluarga pedesaan dan kotak makan siang anak sekolah yang tidak lagi kosong. Dengan kata lain, kebijakan pangan gratis ini membangun kapasitas manusia secara langsung, yang pada akhirnya akan berdampak pada meningkatnya daya saing bangsa.

Fakhrul juga mengkritisi pola pikir lama dalam wacana fiskal yang cenderung menganggap belanja modal sebagai investasi utama, sementara belanja sosial dipandang sebagai beban. Padahal, investasi pada sumber daya manusia melalui penyediaan makanan bergizi, kesehatan, dan pendidikan dini justru memberikan keuntungan produktivitas jangka panjang. Dengan perspektif tersebut, program MBG layak dipandang sebagai salah satu strategi pembangunan yang visioner.

Pemerintah sendiri telah menargetkan agar manfaat MBG dapat dirasakan secara merata di seluruh wilayah Indonesia pada akhir 2025. Target ini dinilai realistis mengingat dukungan masyarakat semakin besar, serta adanya peningkatan kapasitas penyelenggaraan di daerah. Monitoring dan evaluasi dilakukan secara rutin untuk memastikan program berjalan efektif dan tepat sasaran. Upaya ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak sekadar menyalurkan bantuan, tetapi juga membangun sistem yang berkelanjutan demi tercapainya hasil maksimal.

Jika dilihat secara menyeluruh, MBG memadukan berbagai dimensi pembangunan bangsa. Dari sisi kesehatan, program ini menekan risiko stunting dan memperbaiki kualitas gizi generasi muda. Dari sisi pendidikan, gizi yang baik mendukung perkembangan kognitif anak sehingga mereka lebih siap menyerap ilmu pengetahuan. Dari sisi ekonomi, keberadaan SPPG menyerap tenaga kerja lokal dan menggerakkan usaha mikro, kecil, dan menengah. Sedangkan dari sisi sosial, MBG menjadi bukti nyata hadirnya negara di tengah masyarakat dengan perhatian yang menyentuh kebutuhan dasar.

Sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, MBG berfungsi sebagai salah satu motor penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan berdaya saing. Pemerintah telah menegaskan bahwa langkah ini adalah bentuk investasi jangka panjang, bukan sekadar program bantuan sesaat. Dengan pemahaman yang kuat mengenai pentingnya gizi sejak dini, bangsa Indonesia semakin dekat dengan cita-cita menghadirkan generasi yang mampu memimpin dengan kualitas dan kapasitas terbaik.

Melalui MBG, pemerintah tidak hanya menjawab kebutuhan hari ini, tetapi juga menyiapkan pondasi kokoh untuk masa depan. Sebuah pondasi yang dibangun dari anak-anak sehat, keluarga yang berdaya, dan masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya gizi. Dengan dukungan semua pihak, program ini akan menjadi salah satu kunci utama bagi tercapainya Indonesia Emas 2045 yang dicita-citakan. Pemerintah pun percaya bahwa dengan konsistensi kebijakan dan kesungguhan pelaksanaan, manfaat jangka panjang dari MBG akan dirasakan lintas generasi dan menjadi warisan berharga bagi bangsa.

)* Pemerhati Kebijakan Publik