MBG Jadi Penopang Kesehatan Anak Menuju Generasi Emas 2045

Oleh: Setya Permana )*

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini menempati posisi strategis dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia. Pemerintah menempatkan program ini bukan hanya sebagai bentuk pemenuhan hak anak untuk memperoleh asupan gizi seimbang, tetapi juga sebagai langkah fundamental untuk mewujudkan generasi emas pada tahun 2045. Melalui program ini, anak-anak di seluruh Indonesia diharapkan dapat tumbuh sehat, cerdas, dan produktif sehingga mampu berkontribusi secara nyata dalam pembangunan bangsa.

Dukungan nyata terhadap program MBG datang dari berbagai lembaga pemerintah yang melihat keterkaitannya dengan target besar Indonesia di masa depan. Deputi Sistem dan Tata Kelola Badan Pangan Nasional, Tigor Pangaribuan, menegaskan bahwa manfaat MBG tidak hanya dirasakan dari sisi kesehatan anak, tetapi juga memberikan dampak signifikan pada perputaran roda ekonomi masyarakat.

Tigor mencontohkan, kebutuhan bahan pangan yang sangat besar dari dapur-dapur penyelenggara MBG mampu menciptakan pasar yang stabil bagi para peternak dan pelaku usaha kecil di sektor pangan. Dalam hitungan sederhana, jika satu dapur mengolah 300 kilogram ayam sekali masak, maka seribu dapur membutuhkan 300 ton ayam.

Apabila jumlah dapur mencapai 30 ribu di seluruh Indonesia, maka dampaknya terhadap perekonomian nasional akan sangat besar. Gambaran ini menunjukkan bagaimana MBG menjadi instrumen penggerak ekonomi kerakyatan.

Di sisi lain, Badan Gizi Nasional juga menekankan pentingnya keberlanjutan program MBG sebagai investasi jangka panjang. Kepala Regional BGN Sulawesi Tenggara, Rifani Agnes Eka Wahyuni, menyatakan bahwa MBG tidak boleh dilihat sekadar sebagai distribusi makanan, melainkan sebagai upaya sistematis menyiapkan masa depan bangsa. Menurutnya, dengan gizi yang tercukupi, anak-anak dapat tumbuh lebih sehat, terhindar dari stunting, serta memiliki kemampuan belajar yang lebih baik. Ia juga menegaskan bahwa keberhasilan MBG akan menjadi pondasi bagi terwujudnya Indonesia Emas 2045.

Pelaksanaan MBG di Sulawesi Tenggara saat ini didukung oleh 110 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di berbagai wilayah. SPPG berperan sebagai ujung tombak dalam memastikan makanan bergizi tersaji dengan standar kualitas yang terjaga. Pemerintah melalui BGN Sultra terus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja SPPG agar program berjalan tepat sasaran.

Rifani menekankan bahwa BGN Sultra terbuka terhadap evaluasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan, tidak hanya kepada siswa penerima manfaat langsung, tetapi juga kepada anak-anak di luar program yang ikut merasakan manfaat. Upaya ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam menjaga kualitas program sekaligus memperluas jangkauannya.

Kesadaran akan tantangan mewujudkan generasi emas mendorong BGN Sultra untuk terus meningkatkan efektivitas program. Pemerintah menyadari bahwa pembangunan sumber daya manusia tidak dapat dilakukan secara instan. Oleh karena itu, setiap langkah dalam penyediaan gizi melalui MBG selalu diarahkan agar memberi dampak jangka panjang. Anak-anak yang memperoleh makanan sehat dan bergizi di sekolah diharapkan tumbuh menjadi generasi yang memiliki daya saing tinggi di tengah persaingan global.

Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan, Fithra Faisal, menegaskan bahwa tujuan utama MBG adalah meningkatkan kapasitas sumber daya manusia Indonesia. Menurutnya, asupan gizi yang baik tidak hanya menopang kesehatan fisik, tetapi juga mendukung perkembangan kognitif siswa. Dengan demikian, program ini berfungsi sebagai pendorong daya pikir dan kreativitas anak bangsa. Lebih jauh lagi, ia menilai kualitas gizi yang baik menjadi faktor penting dalam meningkatkan produktivitas nasional sekaligus mempercepat pertumbuhan ekonomi.

MBG juga tidak berdiri sendiri. Program ini ditopang oleh dua inisiatif strategis lain, yakni Cek Kesehatan Gratis dan Sekolah Rakyat. Cek Kesehatan Gratis diberikan untuk memastikan anak-anak, mulai dari balita hingga siswa sekolah menengah, mendapatkan layanan pemeriksaan kesehatan dasar secara rutin. Sementara itu, Sekolah Rakyat hadir sebagai wadah untuk mengangkat harkat martabat keluarga miskin melalui pendidikan. Ketiga program ini—MBG, Cek Kesehatan Gratis, dan Sekolah Rakyat—ibarat trisula pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan serta meningkatkan kualitas hidup generasi mendatang.

Keterpaduan program tersebut menegaskan bahwa pemerintah melihat pembangunan sumber daya manusia secara komprehensif. Pemenuhan gizi melalui MBG, pemeriksaan kesehatan melalui layanan gratis, serta pendidikan yang terjangkau menjadi kombinasi yang saling melengkapi. Tujuannya jelas: menciptakan generasi emas yang sehat, cerdas, dan siap menghadapi tantangan global.

Dalam konteks pembangunan nasional, keberadaan MBG memperlihatkan keseriusan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dalam menjawab tantangan jangka panjang. Dengan memperhatikan kebutuhan dasar anak-anak sejak usia sekolah, program ini diyakini dapat menurunkan angka stunting, meningkatkan kualitas pendidikan, dan memperkuat produktivitas ekonomi.

Menuju 2045, ketika Indonesia menargetkan menjadi salah satu kekuatan besar dunia, fondasi sumber daya manusia yang kuat menjadi kunci utama. MBG adalah salah satu instrumen untuk mencapai tujuan besar tersebut. Dengan asupan gizi yang baik, generasi muda Indonesia diharapkan tumbuh menjadi tenaga kerja terampil, pemimpin yang visioner, serta warga negara yang mampu bersaing di tingkat global.

Melalui evaluasi berkelanjutan, pengawasan yang ketat, dan dukungan masyarakat, program MBG diharapkan terus berkembang dengan kualitas yang semakin baik. Pemerintah menaruh perhatian besar agar setiap anak mendapatkan manfaat nyata dari program ini. Dengan langkah yang konsisten, MBG benar-benar menjadi penopang kesehatan anak-anak bangsa menuju terwujudnya Generasi Emas 2045.

)* Analisis Kebijakan Publik